Rabu, 29 April 2009

Herbal Prospektif di Indonesia

PENDAHULUAN

Semakin maraknya trend "back to nature" juga menjadi faktor penyebab terjadinya peningkatan permintaan tanaman obat. Penggunaan herbal sebagai obat semakin meningkat karena aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek samping. Hal ini berbeda dengan obat kimia yang mengakibatkan efek samping bila dikonsumsi secara terus-menerus dalam jumlah yang besar. Penggunaan obat-obatan kimia akan mengakibatkan perubahan gaya hidup. Penggunaan dalam jangka waktu yang sangat lama dan terus menerus, bisa menyebabkan kerusakan sel-sel tubuh. Pada saat sekarang, dikarenakan mahalnya obat-obatan kimia dan meningkatnya pengetahuan akan kesehatan, berdampak pada timbulnya kecenderungan masyarakat untuk mengonsumsi obat-obatan yang terbuat dari bahan-bahan alami. Kecenderungan tersebut, didukung oleh potensi Indonesia yang memiliki berbagai jenis tanaman obat berkhasiat. Indonesia yang beriklim tropis dan sebagian besar lahannya subur banyak menghasilkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Di antara sumber daya alam yang dapat diperbaharui tersebut yaitu jenis tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai obat atau suplemen. Tanaman obat lebih dikenal dengan sebutan herbal. Produk-produk yang dihasilkan dari herbal antara lain, produk dalam bentuk kapsul atau herbal kapsul, produk dalam bentuk teh atau seduhan dan minuman kesehatan.

Produk sediaan dalam bentuk kapsul, dapat diformulasikan satu jenis herbal atau diformulasikan berbagai jenis herbal untuk memanfaatkan khasiat yang terkandung dari herbal tersebut. Herbal tea merupakan produk minuman teh, bisa dalam bentuk tunggal atau campuran herbal. Selain dikonsumsi sebagai minuman biasa, herbal tea juga dikonsumsi sebagai minuman yang berkhasiat untuk meningkatkan kesehatan. Khasiat yang dimiliki setiap herbal tea berbeda-beda, tergantung pada bahan bakunya. Campuran bahan baku yang digunakan merupakan herbal atau tanaman obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu. Minuman kesehatan yaitu suatu minuman yang memiliki peranan penting di bidang kesehatan untuk mengobati atau mencegah suatu penyakit. Minuman kesehatan telah dikenal oleh masyarakat semenjak puluhan, bahkan ratusan tahun yang lalu. Beberapa jenis minuman kesehatan yang dikenal oleh masyarakat di antaranya adalah beras kencur, cabai lempuyang, kunyit asam, bandrek, wedang jahe, bajigur, sekoteng.

Beberapa jenis herbal atau tanaman obat yang dikenal masyarakat diantaranya seledri, bangle, mahkota dewa, kumis kucing, sambiloto, pegagan, temuputih, jahe, kunyit, temulawak, kencur, lengkuas, cabai merah, bawang merah, bawang putih, daun salam, cengkeh, kayu manis dan pala.

Saat ini herbal-herbal berkhasiat mulai dilirik masyarakat internasional sebagai salah satu alternatif menuju hidup sehat yang alami. Berdasarkan hal tersebut maka prospek herbal atau tanaman obat sangat baik untuk dikembangkan.


HERBAL PROSPEKTIF DI INDONESIA

Indonesia tanahnya subur, sehingga sangat mendukung perkembangan herbal. Saat ini herbal mulai diminati masyarakat karena sifatnya yang alami dan tidak memiliki efek samping sehingga aman untuk dikonsumsi. Beberapa herbal prospektif untuk dikembangkan diantaranya seledri, bangle, mahkota dewa, kumis kucing, sambiloto, pegagan, temu putih, jahe, kunyit, temulawak, kencur, lengkuas, cabai merah, bawang merah, bawang putih, daun salam, cengkeh, kayu manis dan pala.

1. Seledri

Seledri (Apium graveolens L.) dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi sampai ketinggian 900 m dpl. di Indonesia terdapat di Brastagi, Sumatera Utara dan di Jawa Barat tersebar di Pacet, Pangalengan dan Cipanas yang berhawa sejuk. Kandungan senyawa aktif yang terkandung dalam seledri yaitu glikosida apiin, isoquersetin, umbilliferon, mannite, inosite, asparagin, glutamin, cholin, linamar: minyak atsiri, protein, kalsium, garam fosfat, provitamin A, vitamin B dan C. Pada daun banyak mengandung : minyak atsiri, protein, kalsium, garam fosfat.

Khasiat dari herbal seledri yaitu membantu menormalkan kadar asam urat dalam darah, mengurangi rasa sakit pada persendian akibat asam urat, melancarkan sirkulasi darah, menurunkan tekanan darah, menormalkan gula darah, menjaga kesehatan jantung, tulang, persendian, dan mengatasi infeksi saluran kencing serta menetralisir efek degeneratif dan radikal bebas

2. Bangle

Bangle yaitu tanaman herba dengan rimpang kuat, menjalar berdaging. Batang semu terdiri dari pelepah daun yang di pinggir ujungnya berbulu sikat, tangkai daun pendek. Bagian tanaman yang digunakan untuk bahan industri yaitu rimpangnya.

Senyawa kimia yang terdapat pada bangle yaitu minyak atsiri (sineol dan tinen), damar, pati, tanin, flavonoid, dan alkaloid. Di bidang kesehatan bangle mempunyai khasiat sebagai pelangsing tubuh; membantu menyembuhkan cacingan, demam dan masuk angin; menyembuhkan perut mules dan sakit kuning.

3. Mahkota Dewa

Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dapat tumbuh pada dataran rendah atau dataran tinggi dengan ketinggian 10-1200 m dpl. Senyawa aktif yang terkandung di dalam mahkota dewa yaitu saponin, alkaloid, polifenol, plavonoid, lignan, minyak atsiri, sterol. Di bidang kesehatan, mahkota dewa memiliki khasiat untuk mengatasi kanker, berfungsi sebagai antitumor, antidisentri, antiinsekta, hepatotoksik, mengatasi diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, hepatitis, rematik dan asam urat

4. Kumis Kucing

Kumis kucing (Orthosiphon aristatus, O) dapat tumbuh di dataran rendah dan daerah dengan ketinggian sedang (500 m - 900 m di atas permukaan laut) dan terkena sinar matahari. Senyawa aktif dalam herbal kumis kucing yaitu kalium, glukosida, minyak atsiri, sapotonin, ortosifonida dan flavon (sinansetin, eupatorin, scutellarein, tetrametil eter, salvigenin, rhamnazin). Herbal kumis kucing berkhasiat sebagai obat. diuretik, mengatasi batu ginjal, membantu mengobati rematik, serta menurunkan kadar gula darah.

5. Sambiloto

Sambiloto (Andrographis paniculata [Burm.f.] Nees) merupakan tanaman yang tumbuh liar pada daerah terbuka dengan ketinggian 1-1600 m dpl. Senyawa aktif yang terkandung di dalam sambiloto yaitu andrographolid, neoandrographolid, homoandrographolid, andrographin, paniculid A, B dan C, paniculin, kalmagenin, senyawa kalium. Sambiloto memiliki khasiat untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh, hepatitis, disentri, influenza, radang amandel, abses paru, bronchitis, radang ginjal, demam, kencing nanah, kencing manis, TBC, darah tinggi, kusta, keracunan (jamur, singkong, tempe bongkrek,) dan kanker.

6. Pegagan

Pegagan (Centella asiatica [L.] Urban) merupakan tanaman yang tumbuh liar di padang rumput, tepi selokan. Sawah atau ditanam sebagai penutup tanah di perkebunan dan di pekarangan sebagai tanaman sayur. Hidup ditanah yang agak lembab, cukup sinar matahari, atau agak terlindung, dapat ditemukan didaerah dataran rendah sampai daerah dengan ketinggian 2.5 m. dpl. Senyawa aktif dalam pegagan yaitu Asam asiatat, b-kariotena, b-kariofilen, b-elemena, b-farnesen, b-sitosterol, brahminosida, asam brahmat, brahmosida, asam sentelat, asam sentolat, asam elaiodat, iso-tankunisida. Pada pegagan yang dapat digunakan sebagai obat yaitu bagian herba (seluruh bagian tanaman) dan daun. Herba pegagan berkhasiat mengobati radang hati disertai kuning, campak, demam, sakit tenggorokan, selalu merasa haus, asma, bronchitis, radang pleura (pleuritis), radang mata merah, keputihan (leukore), infeksi dan batu saluran kencing, tekanan darah tinggi (hipertensi), rheumatism, rheumatoid arthritis, perdarahan (muntah darah, batuk darah, kencing darah, mimisa), wasir, sirkulasi pembuluh darah balik yang buruk, sakit perut, disentri, cacingan, tidak nafsu makan, lepra, tuberculosis, keracunan makanan (jengkol, udang, kepiting), keracunan bahan kimia (gelsemium elegans, arsen, dan obat-obatan) sedangkan bagian daunnya berkhasiat dalam refitalisasi sel dan pembuluh darah, sebagai antiinfeksi, antibakteri, menurunkan panas dan demam, diuretik, pembengkakan hati, meningkatkan kesuburan wanita, mengurangi gajala asma, mengobati hipotensi.

7. Temuputih

Temuputih (Curcuma zedoaria) tumbuh pada tanah yang gembur, subur, mengandung bahan organik yang tinggi, kondisi drainase yang baik. Temu putih dapat tumbuh pada ketinggian 250-1000 m dpl. Ribosome inacting protein (RIP), zat antioksidan, antikurkumin. Bagian tanaman yang digunakan untuk obat yaitu rimpang yang berkhasiat untuk membantu mengatasi gejala nyeri sewaktu haid, tidak datang haid, pembersih darah setelah melahirkan, memulihkan gangguan pencernaan makanan, sakit perut, rasa penuh dan sakit di dada, pembesaran hati, limpa, kanker, serta meningkatkan efektifitas pengobatan radiasi kemoterapi pada penderita kanker

8. Jahe

Jahe (Zingiber officinale Roxb) dapat tumbuh pada daerah dengan keadaan tanah yang lembab dan tempat yang terbuka. Kandungan aktif dalam jahe yaitu minyak atsiri 2-3 % (terdiri dari zingiberin, kamfena, limonene, borneol, sineol, zingiberal, linalool, geraniol, kavikol, zingiberen, zingiberol, gingerol, shogaol), minyak damar yang mengandung zingeron, 20-60 % pati, damar, asam-asam organik, asam malat, asam oksalat, gingerin. Bagian yang digunakan untuk obat yaitu rimpang yang berkhasiat untuk mengurangi gejala flu, pilek, batuk, masuk angin, pegal-pegal, sebagai penyegar badan, serta berkhasiat sebagai obat kuat.

9. Kunyit

Kunyit (Curcuma longa Linn) merupakan tanaman yang berasal dari wilayah Asia khususnya Asia Tenggara, kemudian mengalami persebaran ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Senyawa aktif dalam kunyit yaitu minyak atsiri 3-5 % (terdiri dari turmeron, simen, artumeron), kurkumin, pati, tanin,damar. Rimpang tanaman kunyit memiliki khasiat untuk mengatasi diabetes melitus, tifus, usus buntu, disentri, sakit keputihan, haid tidak lancar, perut mulas saat haid, memperlancar ASI, amandel, berak lendir, morbili, cangkrang (Waterproken), serta mengatasi jerawat.

10. Temulawak

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza, R.) dibudidayakan dan banyak ditanam di pekarangan atau tegalan, atau tumbuh liar di hutan jati dan padang alang-alang. Biasa terdapat di tempat terbuka yang terkena sinar matahari dan dapat tumbuh dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Untuk mendapatkan rimpang dengan hasil yang maksimal, sebaiknya ditanam pada ketinggian 200-600 m dpl. Senyawa aktif dalam kunyit yaitu curcumin dan monodesmetoksi-curcumin, minyak atsiri (terdiri dari 1-sikloisopren myrcen, b-curcumen, zanthorrhizol, germacron, felandren, sabinen, sineol, bornel, zingiberin, turmeron, atlanton, artumeron. Rimpang kunyit dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, panas badan, sakit kuning, radang ginjal, radang kronis, kandung empedu mencegah penyakit hati, pengeluaran empedu ke usus, menghilangkan rasa nyeri, menyegarkan badan, perut kembung, sembelit, diare, mengurangi rasa nyeri sendi, pegal linu, rematik, pencahar, menambah ASI, memulihkan kesehatan setelah melahirkan, haid tidak lancar, wasir, tonikum dan antibakteri.

11. Kencur

Kencur (Kaempferia galanga) tumbuh di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi dengan tanah yang subur dan gembur serta sedikit terlindung. Senyawa aktif dalam kencur yaitu minyak atsiri yang terdiri dari etil ester asam sinamat, etil ester asam para metoksi sinamat, borneol, camphen, p-metoksistiren, karen, n-pentadekan, p-metoksistiren, golongan senyawa flavonoid. Rimpang kencur berkhasiat membantu menghangatkan badan, berkhasiat sebagai pelangsing, penyegar, sakit kepala, mengeluarkan gas dari perut, mengeluarkan dahak

12. Lengkuas

Lengkuas (Alpinia galanga) dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1 - 1200 m dpl. Rimpang kencur mengandung minyak atsiri, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol dan kristal kuning. Rimpang lengkuas berkhasiat mengatasi gejala reumatik, sakit limpa, meningkatkan gairah seks dan nafsu makan, bronchitis, morbili.

13. Cabai merah

Cabai merah (Capsicum annum) berasal dari Amerika Tengah lalu menyebar ke Meksiko sampai ke Amerika Utara. Di Indonesia, tumbuh di daerah pantai sampai pegunungan. Kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin A, C, damar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, lutein, mineral. Buah cabai merah berkhasiat : membantu mengatasi gejala sakit perut, sakit gigi, kaki dan tangan lemah, influenza, meningkatkan nafsu makan.

14. Bawang merah

Bawang merah (Allium cepa L.) tumbuh pada daerah dengan ketinggian 100– 1000 m dpl, dengan cahaya matahari yang cukup. Bawang merah mengandung minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, flavonglikosida, kuersetin, saponin, peptida, fitihormon, vitamin, zat pati. Umbi bawang merah membantu mengatasi batuk, haid tidak teratur, kencing manis, dan berfungsi sebagai obat cacing.

15. Bawang putih

Bawang putih (Allium sativum, Linn) tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak. Bawang putih berkembang baik pada ketinggian tanah berkisar 200-250 m dpl. Bawang putih mengandung minyak atsiri 0,2-1 %, allil sulfida, allil propil disulfida, allil divinil sulfida, allil vinil sulfoksida, diallil trisulfida, adenosin, allistatin, garlisin dan senyawa fosfor. Umbi bawang putih berkhasiat membantu mengurangi resiko penyakit jantung, menurunkan hipertensi, meningkatkan daya tahan tubuh, menormalkan sirkulasi dan kolesterol darah, menormalkan penglihatan rabun dekat, memperbaiki sistem pencernaan, mengurangi gejala rematik, mengatasi kesemutan, detoksifikasi racun serta efektif sebagai anti virus, antibiotik, anti bakteri, anti jamur dan keputihan.

16. Daun salam

Daun salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.) tumbuh liar di hutan dan pegunungan, atau ditanam di pekarangan dan sekitar rumah. Pohon ini tumbuh di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1.400 m dpl. Senyawa aktif yang terkandung di dalam daun salam yaitu flavonoid, polifenol, tanin, kalium kadar tinggi, dan rendah natrium. Daun salam berkhasiat mengatasi kolesterol tinggi, kencing manis (diabetes mellitus), tekanan darah tinggi, sakit maag dan diare.

17. Cengkeh

Cengkeh (Eugena aromatika) mengandung senyawa aktif minyak atsiri, vanillin, eugenin, tanin, gom, serat, asam galatonat, kalsium oksalat. Khasiat cengkeh yaitu sebagai antibakteri, membantu mengeluarkan angin, mengobati kejang perut

18. Kayu manis

Kayu manis (Cinnamomum burmani) dapat ditemukan secara liar di hutan, banyak ditanam di kebun-kebun, pinggir jalan dengan daerah ketinggian 0 – 2000 m dpl. Senyawa aktif yang terkandung di dalam kayu manis yaitu minyak atsiri (1-3 % (terdiri dari safrol, eugenol, sinamilaldehid), tanin, dan kalsium oksalat. Bagian yang digunakan untuk obat yaitu kulit batang yang berkhasiat membantu pengeluaran gas pada perut kembung, pengeluaran keringat, sebagai antirematik, penambah nafsu makan, pereda batuk, serta menghilangkan rasa sakit

19. Pala

Pala (Myristica fragrans) berasal dari Maluku (MisaInya Ambon), kini ditanam di negara-negara tropis, dan di kepulauan Antillia. Dikenal di India dibawa oleh bangsa Hindu yang teIah menetap di Jawa dan di kepulauan bagian timur. Tanaman ini biasa ditanam di kebun dan tempat lain pada ketinggian sekitar 1000 m dpl. Senyawa aktif dalam buah pala yaitu minyak atsiri (terdiri dari kamfena, pinen, sinen, linalool, borneol, eugenol, miristin, iso eugenol, dipenten, saffron), minyak lemak yang meliputi trimiristin, asam oleat, asam linoleat, putih telur, pati serta gula. Khasiat buah pala yaitu dapat membantu mengatasi kejang perut, mempermudah tidur, membantu pengeluaran gas, menaikkan aktivitas badan (stimulan)



II. APLIKASI HERBAL PADA CONSUMER GOOD

1. HERBAL KAPSUL

Herbal kapsul merupakan salah satu aplikasi herbal yang disajikan ke dalam kapsul. Proses pembuatannya sangat sederhana yaitu pengeringan, penyerbukan dan pengisian kedalam kapsul sesuai dosis yang telah ditentukan.

A. Bahan Baku

Kualitas produk herbal kapsul yang dihasilkan tergantung dari pemilihan bahan baku yang dipakai. Persyaratan utama herbal yang dipakai harus memenuhi minimal yaitu :

a. Tanaman harus segar dan kondisi baik

b. Tidak menggunakan pestisida dan herbisida

c. Tidak menggunakan pupuk kimia

d. Sesuai standar kualitas

B. Persiapan

Fase ini merupakan fase pertama proses produksi pembuatan herbal kapsul. Pada fase ini terdiri dari pencucian, sortasi dan pengecilan ukuran. Proses persiapan disajikan pada Gambar 3.

1. Pencucian

Proses pencucian dilakukan menggunakan air bersih bila perlu disemprot dengan air bertekanan tinggi. Air bersih yang digunakan dapat berasal dari PAM ataupun air sumur. Pencucian sebaiknya diulangi bila air bekas cucian masih terlihat kotor. Namun, pencucian tidak boleh terlalu lama dilakukan untuk menghindari penurunan mutu dan kandungan senyawa aktif dalam bahan baku

Pencucian dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa kulit yang telah dipotong dan kotoran berupa tanah atau debu yang menempel selama proses pemotongan atau sortasi dilakukan. Pencucian yang sempurna akan mengurangi jumlah kotoran yang terbawa selama proses berlangsung. Sebaliknya, bila pencucian dilakukan tidak sempurna maka kotoran yang terbawa akan mempengaruhi warna maupun penampakan produk. Hal tersebut harus dihindari, karena kotoran yang masih menempel atau terbawa berupa kulit rimpang, tanah atau kotoran dari daun atau batang, akan mempengaruhi khasiat yang terkandung dalam bahan baku tersebut. Setelah pencucian selesai, bahan baku ditiriskan dalam wadah yang berlubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan.

2. Sortasi

Sortasi bahan baku akan menentukan hasil akhir karena sortasi yang baik akan menghasilkan herbal kapsul dengan kualitas yang diinginkan. Sortasi bahan bertujuan untuk memilih bahan baku dan bahan tambahan dengan kualitas yang diinginkan. Sortasi dapat dilakukan secara manual dengan memisahkan antara bahan baku yang baik dengan bahan baku yang cacat atau busuk. Sortasi dilakukan berdasarkan kriteria tertentu dari masing-masing bahan.

Sortasi memerlukan meja untuk meletakkan bahan yang akan disortasi. Wadah untuk bahan baku dan tambahan yang akan digunakan dan wadah untuk produk yang bermutu rendah (reject) juga diperlukan. Wadah tersebut dapat berupa baskom berukuran besar. Untuk bahan baku daun, dilakukan sortasi antara daun yang rusak, cacat atau terkena hama penyakit. Pilihlah daun yang berwarna hijau segar. Untuk produk rimpang atau umbi sebaiknya dipilih rimpang yang baru diambil, tidak busuk dan masih segar, sedangkan produk batang pilih batang yang tidak cacat dan terkena hama penyakit.

3. pengecilan ukuran

Perajangan dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan. Proses ini dapat dilakukan secara manual menggunakan pisau yang tajam. Bahan baku hasil perajangan sebaiknya disimpan dalam baskom besar yang dibedakan untuk masing-masing Herbal. Istilah perajangan biasanya dilakukan untuk herbal dalam bentuk rimpang. Untuk herbal dalam bentuk daun yang ukurannya besar, bisa dilakukan pengecilan ukuran atau pemotongan. Irisan-irisan yang memiliki luas permukaan yang semakin luas akan dapat mempersingkat lama proses pengeringan.

C. Pengeringan

Pengeringan memiliki beberapa tujuan yaitu mengurangi kadar air, mempertahankan daya fisiologis bahan, mengawetkan produk dan mempertahankan kualitas produk. Selain itu, dengan adanya proses pengeringan, dapat mempermudah pengangkutan produk karena produk lebih ringan dan tidak bulky.

Metode pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu bantuan sinar matahari dan pengeringan dengan menggunakan alat oven. Pengeringan bahan baku menggunakan bantuan sinar matahari biasanya dilakukan selama 3 – 5 hari atau setelah kadar airnya dibawah 8 %. Bahan yang dikeringkan dengan sinar matahari dijemur diatas tikar atau rangka pengering. Pada saat penjemuran harus dapat dipastikan bahwa tidak ada bahan baku yang menumpuk. Selama proses pengeringan berlangsung, bahan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata.

Salah satu metode pengeringan dengan alat yang dapat digunakan yaitu menggunakan oven tipe rak. Cara kerja alat ini menggunakan hembusan angin panas yang berasal dari sumber panas bertenaga gas, minyak tanah, bensin, diesel atau listrik. Keunggulan menggunakan alat pengering, biasanya hasil pengeringan lebih berkualitas dan efisiensi waktu. Selain itu, pemakaian alat pengering juga tidak tergantung pada faktor cuaca dan dapat dilakukan kapan saja.

D. Pengisian kapsul

Pengisian kaspul dapat dilakukan dengan manual ataupun dengan menggunakan mesin. Pengisian kapsul dengan mesin sangat dianjurkan karena produk yang dihasilkan lebih terjaga kehigienisan dan kehomogenisan berat produk.


2. HERBAL TEA

Herbal tea merupakan produk minuman teh, bisa dalam bentuk tunggal atau campuran herbal. Herbal tea dikonsumsi selain sebagai minuman biasa juga sebagai minuman yang mengandung khasiat dalam bidang kesehatan. Khasiat yang dimiliki setiap herbal tea berbeda-beda tergantung dari bahan bakunya. Campuran bahan baku yang digunakan merupakan herbal atau tanaman obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati penyakit tertentu.

Herbal tea biasanya disajikan dalam bentuk kering seperti penyajian teh dari tanaman teh. Tanaman obat dalam bentuk kering yang diformulasikan menjadi herbal tea dapat dimanfaatkan untuk konsumsi sehari-hari oleh rumah tangga maupun industri. Proses pembuatan herbal kering hamper sama dengan pembuatan herbal kapsul yaitu pencucian, pengirisan, pengeringan, pengecilan ukuran dan pengemasan. Kondisi proses tersebut harus diperhatikan untuk menghindari hilangnya zat-zat penting yang berkhasiat dari bahan segar. Herbal kering dapat dikategorikan sebagai produk yang baik apabila memiliki kadar air yang rendah, tidak adanya kotoran pada produk, tidak adanya penyimpangan warna, rasa dan aroma dengan tetap mempertahankan bahan aktif.

Berbagai herbal atau tanaman obat sebenarnya dapat diolah menjadi herbal kering. Pada dasarnya, proses pengolahan semua jenis tanaman obat hampir sama. Perbedaan biasanya terletak pada lama dan suhu pengeringan karena hal tersebut disesuaikan dengan karakteristik bahan segar. Herbal-herbal kering tersebut selanjutnya dicampur dengan komposisi tertentu sesuai dengan jenis herbal tea yang akan dihasilkan.

Hal yang juga memegang peranan penting dalam pembuatan herbal tea yaitu formulasi. Formulasi herbal tea berbeda–beda, tergantung dari jenis herbal yang digunakan dan khasiat dari masing–masing herbal. Khasiat dari herbal tea diperoleh dengan memanfaatkan khasiat dari masing–masing herbal penyusun herbal tea.

Untuk meningkatkan kebiasaan masyarakat minum minuman kesehatan seperti herbal tea, maka harus diperhatikan saca penyajian. Cara penyajian herbal tea dapat dibuat semenarik mungkin sehingga orang akan terbiasa mengkonsumsi minuman yang berkhasiat dalam kehidupan sehari-harinya tanpa mempengaruhi aktifitasnya.

Cara penyajian herbal tea dapat dilakukan dua cara yaitu dengan perebusan dan penyeduhan yang dapat dilihat pada Gambar 6.

1. Perebusan

Perebusan merupakan proses pemasakan suatu bahan dalam air hingga mendidih. Herbal tea dapat pula direbus dalam menyajikannya. Hal ini dikarenakan komponen herbal tea merupakan herbal-herbal kering, yang apabila direbus, kandungan senyawa aktif dan minyak atsiri yang terkandung dalam herbal kering akan keluar dan larut dalam air.

Contoh cara penyajian herbal tea dengan cara perebusan yaitu:

· Ambil 6 sendok teh herbal tea, lalu masukkan ke dalam wadah stainless atau panci yang telah berisi air 600 cc

· Didihkan campuran air dan herbal tea di dalam kompor

· Setelah mendidih, angkat dan tuang ke dalam teko teh.

· Minuman herbal tea siap disajikan.

· Untuk penyajian, tuang minuman herbal tea dari teko teh ke dalam gelas atau cangkir

· Untuk menambah manfaat dari herbal tea, sebelum diminum, minuman herbal tea dapat dihirup aromanya. Hal ini dilakukan sebagai aromatherapy dan menambah kesegaran.

2. Penyeduhan

Penyeduhan merupakan proses penambahan air panas ke dalam suatu bahan. Penyajian herbal tea dengan penyeduhan lebih priktis dan cepat dilakukan dibandingkan dengan cara perebusan. Hal ini dikarenakan dengan proses penyeduhan, tidak memerlukan alat pemanas atau kompor dan waktu yang dibutuhkan lebih cepat. Dalam penyeduhan herbal tea, yang diperlukan hanya air panas. Air panas yang ditambahkan ke dalam herbal tea akan mengeluarkan minyak atsiri dan senyawa aktif yang terkandung dalam herbal tea, sehingga larut dalam air.

Cara penyajian herbal tea dengan penyeduhan yaitu :

· Ambil 10 sendok teh herbal tea, masukan ke dalam teko teh

· Tuang air panas ke dalam teko teh

· Tutup teko teh dan diamkan selama 3 – 5 menit

· Buka tutup teh lalu angkat saringan yang terdapat dalam herbal tea

· Minuman herbal tea siap disajikan

· Untuk penyajian, tuang minuman herbal tea dari teko teh ke dalam gelas atau cangkir

· Untuk menambah manfaat dari herbal tea, sebelum diminum, minuman herbal tea dapat dihirup aromanya. Hal ini dilakukan sebagai aromatherapy dan menambah kesegaran

3. MINUMAN KESEHATAN

Minuman kesehatan telah dikenal oleh masyarakat semenjak puluhan, bahkan ratusan tahun yang lalu. Meskipun penjelasan ilmiah mengenai khasiat ramuan-ramuan minuman kesehatan tersebut relatif masih sedikit, tetapi umumnya masyarakat menerimanya. Hal ini tidak terlepas dari manfaat yang dirasakan oleh penggunaan ramuan tersebut.

Minuman kesehatan telah lama dikenal masyarakat. Beberapa jenis minuman kesehatan yang dikenal oleh masyarakat di antaranya adalah beras kencur, cabai lempuyang, kunyit asam, bandrek, wedang jahe, bajigur, sekoteng, sari rapet, jus lidah buaya, wedang empon-empon, wedang kopi jahe, wedang secang, wedang ronde, wedang pekak, dan rosella. Setiap ramuan tersebut memiliki khasiat dan efek tertentu. Misalnya, beras kencur atau cabe lempuyang berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, jus lidah buaya atau kunyit asam untuk menghaluskan kulit, dan sebagainya.

Kecenderungan masyarakat untuk "kembali ke alam" atau back to nature ditunjukkan dengan mulai adanya kesadaran dalam penggunaan bahan-bahan alami pada setiap konsumsinya. Minuman kesehatan yang sebagian besar berasal dari Indonesia mulai dilirik masyarakat internasional sebagai salah satu alternatif menuju hidup sehat yang alami.

Pada beberapa industri jasa dan makanan, produk minuman kesehatan pun telah menjadi pelengkap, bahkan telah dijadikan image baru. Sebut saja hotel, rumah sakit, dan rumah makan. Hal ini dilakukan untuk memberikan nilai tambah dan pelayanan lebih kepada konsumennya. Bahkan, sudah banyak cafe-cafe yang menyediakan minuman kesehatan sebagai menu utamanya


III. ANALISIS USAHA HERBAL

Analisa kelayakan usaha bertujuan untuk menentukan kelayakan suatu usaha, baik dari segi teknis, ekonomis, maupun finansial. Analisis finansial bertujuan melihat apakah usaha yang akan dijalankan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Beberapa hal yang dibahas dalam analisis finansial adalah biaya investasi, biaya produksi, harga pokok, harga jual dan prakiraan pendapatan serta kriteria kelayakan usaha. Beberapa indikator kelayaan yang digunakan pada analisis kelayakan usaha ini adalah analisis titik impas (break event point, BEP), jangka waktu pengembalian modal (pay back period, PBP), nilai bersih sekarang (net present value, NPV), Net B/C, dan internal rate of return (IRR). Analisis finansial menitikberatkan kepada aspek keuangan berupa lalu lintas uang (cash flow) yang terjadi selama usaha dijalankan. Indikator yang dipilih untuk menilai kelayakan suatu usaha disesuaikan dengan kebutuhan menurut jenis usaha maupun skala usahanya.


DAFTAR PUSTAKA

Abadi, S. L. M. 1983. Mengenal Apotik Hidup : Obat Asli Indonesia. Bahagia. Pekalongan.

Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Trubus Agriwidya. Jakarta.

Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Trubus Agriwidya. Jakarta.

Dalimartha, S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Trubus Agriwidya. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 1977. Materia Medika Indonesia Jilid I. Direktorat Jenderal Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 1978. Materia Medika Indonesia Jilid II. Direktorat Jenderal Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.

Effendi, S. 1982. Ensiklopedi Tanaman Obat. Karya Anda. Surabaya.

Gunawan, D dan Sri Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penebar Swadaya. Jakarta

Gunawan, D dan Mulyani, S. 2000. Ramuan Tradisional untuk Penderita Asma. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hambali, E., M. Z. Nasution, dan S. Wiraatmadja. 1990. Pengantar Pengemasan, Jurusan teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid 1. Badan Penelitian Pengembangan Kehutanan. Jakarta.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid 2. Badan Penelitian Pengembangan Kehutanan. Jakarta.

Mahendra, B. 2005. 13 Jenis Tanaman Obat Ampuh. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mursito, B. 2001. Sehat Di Usia Lanjut Dengan Ramuan Tradisional. Penebar Swadaya. Jakarta.



Share

1 komentar: